Senin, Juni 16, 2008

Misteri angka 17 bagi Italia

PARTAI menentukan dan menegangkan siap hadir di Stadion Letzigrund Zurich. Pelakunya dua juara dunia, Prancis dan Italia. Partai ini jelas lebih menegangkan dibanding Belanda versus Rumania. Tersingkirnya satu di antara mereka atau bahkan keduanya, jika Rumania menekuk Belanda, tentu bakal menjadi hal paling menyakitkan bagi tim sebesar Les Bleus dan Gli Azzurri. Tidak hanya itu, inilah kejutan paling 'sempurna' setelah tersingkirnya Ceko.
Di luar itu, banyak sisi menarik yang bisa jadi menjadi pertanda keberuntungan ataupun kesialan bagi kedua tim. Dilihat dari segi angka yang mengiringi partai di kandang klub FC Zurich itu, Italia pantas menjadi tim yang patut diperbincangkan. Soal angka bagi Alessandro del Piero dkk memang sempat membuat ribut karena panutan angka keberuntungan dan angka sial diikutsertakan. Masih ingat dengan angka 13?angka double digit ini di seluruh dunia dianggap sebagai angka sial bagi siapa dan apapun. Itulah yang dirasakan Prancis saat digasak Belanda 1-4, dimana pertarungan mereka digelar pada tanggal 13 dan malam Jumat lagi, alias Friday The 13.
Italia sendiri beruntung bisa menahan Rumania 1-1. Mau tahu rahasia angkanya?Italia tidak mengenal budaya angka 13 sebagai angka sial. Justru negara pemilik menara miring Pisa itu memiliki kepercayaan angka sial ada di 17. Ini tergambar dari budaya di negeri Pizza itu. Maskapai Alitalia tidak memiliki bangku baris 17, beberapa hotel tak ada kamar nomor 17, bahkan di satu sudut stadion penyelenggara Olimpiade musim dingin di Turin, terdapat tulisan "Senza Nome" alias tanpa nama.
Penyebabnya, dalam penulisan anagram Romawi, angka XVII ditulis VIXI yang artinya "i have lived" atau bisa juga diartikan "my life is over" atau "i'm dead". Ditambah, kalau dihubungkan dengan sepakbola, Italia memainkan 11 pertandingan pada tanggal 17 dalam 30 tahun terakhir. Hasilnya?sungguh menyesakkan, mereka hanya menang empat kali!.
Asyiknya, mereka bakal memainkan partai kunci melawan Prancis, Selasa malam waktu setempat, dan...saat itulah tanggal 17!. Apakah malam nanti menjadi hari terakhir skuad Roberto Donadoni di Euro 2008. Semua kemungkinan masih terjadi.
Angka 17 sendiri sempat menjadi polemik saat penentuan kaos tim. Hampir seluruh pemain inti enggan mengenakan kaos tim bernomor punggung 17 itu. Alhasil, kiper ketiga yang jarang dimainkan, Morgan De Sanctis 'dikorbankan' untuk mengenakan nomor keramat tersebut.
Angka 17 selanjutnya terjadi pada jumlah kemenangan Italia atas Prancis. Angka ini tiba-tiba saja terhenti total sejak pertemuan terakhir mereka. Praktis sejak kemenangan di Piala Dunia, skuad Italia tak pernah mampu mengalahkan Prancis, alias angka kemenangan berhenti di 17!. Prancis dan Italia sudah pernah bertemu dalam 35 partai. Gli Azzurri mampu memenangkan 17 partai, sedangkan Prancis hanya sanggup memenangi 8 partai dan sisaranya berakhir seri.
Sekedar catatan, di Euro 2000, Prancis menang 2-1 via golden goal David Trezeguet. Kini tak ada lagi Trezegol, yang tersisa dari partai fenomenal itu hanya Alessandro del Piero, Lilian Thuram, Patrick Vieira dan Thierry Henry.
Terakhir mereka bertemu dalam ajang besar tatkala Italia mampu 'membalas' di partai final Piala Dunia 2006 melalui adu penalti setelah Zinedine Zidane dan Marco Materazzi menghiasi malam final itu.
Dua bulan kemudian mereka bertemu lagi dalam partai kualifikasi Euro 2008, hasilnya Les Bleus menekuk Italia dengan 3-1, melului dua gol Sidney Govou dan Thierry Henry. Hebatnya, wasit dalam pertemuan kedua mereka di babak kualifikasi, Lubos Michel bakal menjadi pengadil nanti malam.
Sedang bagi Italia, jika mereka tak menang dalam partai melawan Prancis, untuk pertama kalinya bisa menjadi negara yang melaju ke babak selanjutnya tanpa raihan kemenangan di fase grup. Ini bisa terjadi jika Rumania kalah dari Belanda dengan skor telak, sedang Italia seri melawan Prancis.
Di luar masalah angka, partai melawan Prancis bakal menjadi seremoni khusus bagi striker veteran Alessandro Del Piero, jika diturunkan.Alex akan menjadi pemilik caps 13 di ajang Piala Eropa, alias menyamai rekor Paolo Maldini.
Tidak hanya itu, jika ia mampu menyumbang gol, striker asal Juventus ini bakal menjadi pemain sepakbola Italia yang pertama kali mencetak gol di empat turnamen berbeda, baik itu Piala Eropa maupun Piala Dunia.
Pertarungan Prancis versus Italia sendiri terbilang sudah sangat familiar di antara para pemain. Pasalnya nyaris skuad inti mereka adalah teman sesama klub. Itu terjadi pada Willy Sagnol, Ribery vs Toni (Bayern Munich), Abidal, Thuram, Henry vs Zambrotta (FC Barcelona); Vieira vs Materazzi (Internazionale), Coupet, Boumsong, Clerc, Govou, Toulalan, Benzema vs Grosso (Olympique Lyonnais). (persda network/bud)

Tidak ada komentar: